Jelajah IKN: Kolaborasi Dian Rana dan Jerhemy Owen di Balik Layar Alam dan Budaya

Tanggal 17 Oktober 2023, saya Terlibat dalam dokumentasi perjalanan Jerhemy Owen di IKN. Dokumentasi ini spesial karena kami enggak cuma jalan-jalan, tapi juga mendokumentasikan sisi lain dari Ibu Kota Nusantara, terutama potensi wisata dan lingkungan yang lagi berkembang di sini. Dokumentasi perjalanan ini dimulai saat owen menghubungi saya melalui DM Instagram pada bulan Juni 2023 dan menyampaikan akan mengunjungi IKN, perbincangan kami berlanjut ke whatsapp dan tepat pada Oktober 2023 owen melakukan perjalanan ke IKN dan melibatkan saya dalam pembuatan dokumentasinya. saya yang masih tinggal di Balikpapan saat itu ikut bersama owen untuk menginap di salah satu penginapan yang ada di Sepaku. sesampainya di sepaku kami langsung berkunjung ke titik Nol Nusantara yang kala itu masih berupa titik Geodesi dengan bertuliskan Titik Nol Nusantara

 

Keesokan harinya, saya bersama Owen mengunjungi lokasi pembangunan TPST 1 IKN. Di sana, kami bertemu dengan Bule Sampah yang telah tiba lebih dahulu. setelah dari TPST 1 perjalanan kami lanjutkan menuju ke kawasan wisata Mangrove Mentawir, disana kami disambut oleh pak Lamale yang menjelaskan langsung tentang Mangrove Center Mentawir, yang tak hanya berfungsi ekologis, tetapi juga ekonomis melalui berbagai produk turunan.

Sirup Mangrove Mentawir (Poto Dian Rana)

Sebelum berkeliling kawasan mangrove, saya mencicipi sirup mangrove yang telah disediakan. Rasanya segar dan manis. Ternyata, mangrove di sini juga diolah menjadi bahan kopi, teh, bahkan pupur dingin. Setelah mencicipi sirup mangrove, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri kawasan mangrove yang menyuguhkan lanskap alami nan asri, cuaca cerah, dan pemandangan yang menenangkan. Salah satu momen paling menarik terjadi ketika saya dan rombongan melihat seekor buaya besar tengah berjemur di tepi sungai—sebuah pengingat bahwa kawasan ini masih menjadi habitat alami satwa liar.

Buaya di Mangrove Mentawir (Poto Dian Rana)

Setelah puas mengelilingi kawasan mangrove, saya bersama Owen berbincang sambil berjalan menuju rumah Pak Lamale. Dalam percakapan tersebut, kami berharap pembangunan IKN dapat berjalan selaras dengan kelestarian alam, dan jangan sampai keberadaannya justru mengurangi keanekaragaman hayati yang ada.

Goa Batu Tapak Raja (Poto Dian Rana)

Usai dari kawasan mangrove, saya mengajak Owen singgah ke Goa Batu Tapak Raja, meski sebenarnya lokasi ini tidak masuk dalam rencana kunjungannya selama di IKN. Namun, karena saya merasa tempat ini menarik untuk didokumentasikan, saya pun mengarahkan Owen untuk mampir sebelum kami kembali ke Balikpapan. Sesampainya di kawasan Goa Batu Tapak Raja, saya langsung mengajak Owen dan tim ke kafe yang baru dibangun di area tersebut. Owen, yang dikenal sebagai pegiat lingkungan, tampak mengamati sekeliling danau bekas tambang yang kini disulap menjadi objek wisata. Setelah berkeliling kafe dan menikmati pemandangan di sekitar Danau Tapak Raja, kami melanjutkan perjalanan menelusuri kawasan Goa Batu Tapak Raja. Di dalam goa, saya sempat menjelaskan sejarah singkatnya. Salah satu anggota rombongan, Galuh, mengungkapkan kekagumannya. “Terkejut banget karena dulunya ini bekas tambang, tapi dengan kemampuan pemerintah dan warga di sini akhirnya bisa disulap jadi tempat wisata dan bagus banget,” ujar Galuh, yang datang jauh-jauh dari Bali karena penasaran dengan potensi wisata di IKN.

Jerhemy Owen di Goa Batu Tapak Raja (Poto Dian Rana)
ChatGPT said:

Usai berkeliling, kami kembali ke Balikpapan. Saya merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama Jerhemy Owen, yang menurut saya sosoknya ramah dan sangat menghargai masukan. Semoga ke depannya semakin banyak kreator yang memiliki keramahan seperti dirinya.

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *