Indonesia memiliki rencana ambisius untuk membangun ibu kota baru di Kalimantan Timur, yang diberi nama Nusantara. Nama ini diumumkan oleh Kepala Bappenas Suharso Monoarfa pada September 2023, setelah dipilih dari sekitar 80 nama lain yang diusulkan¹. Nusantara akan menggantikan Jakarta sebagai pusat pemerintahan, bisnis, dan budaya Indonesia, dengan harapan dapat mengatasi berbagai masalah yang dihadapi ibu kota saat ini, seperti kemacetan, polusi, banjir, dan penurunan kualitas hidup².
Namun, Nusantara tidak hanya akan menjadi ibu kota fisik, tetapi juga ibu kota digital. Dengan mengikuti tren teknologi metaverse, yang sedang populer di dunia, termasuk di Indonesia, Nusantara akan menjadi dunia virtual yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi secara real-time dengan orang lain, baik melalui avatar, hologram, atau perangkat lain³. Metaverse adalah konsep yang digambarkan dalam novel fiksi ilmiah *Snow Crash* karya Neal Stephenson pada 1992, yang menggambarkan dunia maya yang terhubung dengan dunia nyata, di mana orang-orang dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti bermain, belajar, bekerja, berbelanja, dan bersosialisasi⁴.
Menurut Presiden Joko Widodo, Nusantara akan menjadi ibu kota yang cerdas, hijau, inklusif, dan berkelanjutan, dengan mengadopsi delapan prinsip utama, yaitu mendesain sesuai kondisi alam, bhinneka tunggal ika, terhubung, aktif, dan mudah diakses, rendah emisi karbon, sirkuler dan tangguh, aman dan terjangkau, kenyamanan dan efisiensi melalui teknologi, dan peluang ekonomi untuk semua. Dengan menggunakan teknologi metaverse, Nusantara diharapkan dapat mencapai visi tersebut dengan lebih cepat dan efektif, sekaligus menarik minat masyarakat, khususnya generasi muda, untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pemindahan ibu kota.
Salah satu contoh penerapan teknologi metaverse di Nusantara adalah pembuatan replika digital dari ibu kota, yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, tanpa harus datang ke lokasi fisiknya. Replika digital ini akan menampilkan detail dan informasi tentang setiap bangunan, fasilitas, dan infrastruktur yang ada di Nusantara, serta menyediakan berbagai layanan dan fungsi yang dapat digunakan oleh pengguna, seperti simulasi, edukasi, hiburan, komunikasi, dan transaksi. Replika digital ini juga akan terintegrasi dengan sistem e-government, e-commerce, e-learning, dan e-health, yang akan mempermudah dan mempercepat proses administrasi, bisnis, pendidikan, dan kesehatan di Nusantara.
Selain itu, teknologi metaverse juga akan digunakan untuk mengembangkan dan mempromosikan budaya dan identitas Nusantara, yang mencerminkan keragaman dan kesatuan Indonesia. Pengguna dapat mengeksplorasi dan menikmati berbagai aspek budaya Nusantara, seperti sejarah, seni, musik, tari, kuliner, dan tradisi, melalui pengalaman yang imersif dan interaktif. Pengguna juga dapat berpartisipasi dalam berbagai acara dan festival yang diselenggarakan di Nusantara, seperti peringatan hari ulang tahun ke-78 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024, yang akan menjadi acara perdana di ibu kota baru. Teknologi metaverse juga akan memungkinkan pengguna untuk berkolaborasi dan berkontribusi dalam pembangunan dan pemeliharaan Nusantara, baik secara sukarela maupun profesional, dengan memberikan masukan, saran, ide, atau solusi untuk berbagai isu dan tantangan yang dihadapi ibu kota.
Baca juga artikel berikut:
- Fakta Unik Ibu Kota Nusantara (IKN)
- Kabar IKN! Pembangunan Kompleks Kantor Kementerian PUPR di Ibu Kota Nusantara
- Pemindahan Ibu Kota Indonesia: Antara Mimpi Futuristik dan Tantangan Lingkungan
Nusantara adalah mimpi besar Indonesia untuk menjadi negara maju dan berdaya saing di dunia, dengan memanfaatkan teknologi metaverse sebagai salah satu alat untuk mewujudkannya. Dengan menggabungkan dunia fisik dan dunia virtual, Nusantara akan menjadi ibu kota yang tidak hanya berwujud nyata, tetapi juga berjiwa dan bernyawa, yang dapat memberikan kesejahteraan, kebahagiaan, dan kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia.